Teknologi nuklir adalah suatu teknologi yang berbasis pada pemanfaatan energi yang dibebaskan dari suatu inti atom (nuklida) dalam bentuk radiasi. Energi atom (energi inti atom)ini mampu mengionisasi suatu bahan. Karena kemampuan tersebut maka energi yang dibebaskan dari suatu atom atau nuklida disebut energi inti atau enegi nuklir yang memiliki karakter atau sifat sebagai radiasi pengion.
Iradiasi pengion terhadap bahan pangan dalam kemasan, baik dalam bentuk segar, beku, kering maupun olahan atau siap santap bertujuan menurunkan populasi atau bahkan membunuh seluruh stadia pertumbuhan mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Berbagai jenis bakteri yang bersifat patogen seperti Salmonella enteridis, Listeria monocytogenes, Campylobacter jejuni dan Escherichia coli serotype O157:H7 merupakan mikroba utama penyebab keracunan makanan, khususnya di negara maju (1,2). Selain karena bakteri tersebut, masyarakat negara berkembang juga terjangkiti oleh penyakit yang disebabkan oleh parasit tertentu seperti trichinosis, taxoplasmosis dan cacing pita. Penyakit bersumber dari makanan yang terkontaminasi bakteri patogen (food-borne illness) dapat menyebabkan kematian pada balita, anak-anak dan orang dewasa, serta kelompok masyarakat yang rentan terinfeksi penyakit, seperti yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1999 (3). Radiasi pengion pada dosis sedang, yaitu 1-5 kGy, sudah mampu menekan dan sekaligus mengeliminasi pertumbuhan bakteri patogen karena kerusakan molekul asam deoksiribonukleat (DNA) dalam inti sel, tanpa berakibat negatif pada kualitas sensori dan nutrisi bahan pangan yang disinari (4,5). Di samping itu, iradiasi penyinaran tidak menyebabkan bahan pangan menjadi radioaktif. Lembaga keamanan pangan dari berbagai negara anggota Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menegaskan bahwa iradiasi pangan merupakan bagian dari teknologi pangan yang memiliki kontribusi positif dan nyata untuk kesehatan masyarakat
Studi penggunaan sumber radiasi untuk pengawetan pangan telah dilakukan pada akhir tahun 1940-an dan awal tahun 1950-an terhadap lima tipe radiasi pengion yang berbeda (sinar ultra violet, sinar X, elektron, netron, dan partikel alpha). Studi tersebut menyimpulkan bahwa hanya elektron yang memiliki karakteristik paling unggul ditinjau dari efisiensi, keamanan, dan kepraktisan. Daya penetrasi sinar ultra violet sangat terbatas, sinar X dinilai kurang praktis dan kurang efisien. Netron memiliki daya penetrasi yang kuat dan efektif membunuh bakteri, akan tetapi berpotensi menyebabkan bahan yang disinari menjadi radioaktif sehingga dilarang penggunaannya.
sumber.
https://www.scribd.com/doc/297231038/Development-of-Nuclear-Technology-to-Improve-Safety-and-Power-Save-Food-Ingredients
sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar